Toko Online vs Offline: Mana yang Lebih Menguntungkan di Era Digital 2025?
Perdagangan tidak lagi berbicara soal rak, etalase, atau lokasi strategis saja. Di era digital, bisnis berpindah dari toko fisik ke layar smartphone. Transformasi ini dipicu oleh perubahan pola belanja konsumen, mereka ingin cepat, praktis, dan bisa bertransaksi kapan saja. Namun menariknya, pasca-pandemi, toko offline kembali hidup. Pengalaman menyentuh produk, mencoba langsung, dan interaksi personal tetap menjadi nilai penting.
Realitas tahun 2025 menunjukkan satu hal, pemenang bukan yang memilih online atau offline, melainkan yang mampu menggabungkan keduanya menjadi ekosistem terintegrasi. Brand besar maupun UMKM kini mulai sadar bahwa masa depan ada di tengah, di mana kanal online memberi kecepatan dan efisiensi, sementara toko fisik membangun kepercayaan dan pengalaman nyata.
Kelebihan & Tantangan Toko Online

Toko online menjadi pilihan banyak pebisnis baru karena hambatan masuk lebih rendah. Tapi, bersaing di dunia digital juga membutuhkan strategi matang.
Kelebihan Toko Online
- Biaya operasional lebih rendah. Toko online tidak membutuhkan sewa tempat, biaya listrik toko, atau staf kasir. Modal cukup difokuskan pada stok, katalog produk, dan sistem pengiriman. Banyak bisnis bahkan bisa dimulai dari rumah.
- Jangkauan pasar lebih luas. Tidak terbatas pada area sekitar toko. Penjual dapat mengirim ke seluruh Indonesia bahkan ke luar negeri. Produk bisa viral dan dibeli banyak orang tanpa harus membuka cabang di berbagai kota.
- Data pelanggan mudah dikumpulkan. Setiap aktivitas pelanggan tercatat, mulai dari produk yang dilihat, diklik, hingga dibeli. Data ini bisa digunakan untuk mengirim promosi yang tepat sasaran, menawarkan produk pelengkap, dan meningkatkan penjualan berulang.
- Banyak brand lokal tumbuh hanya dari online. Dengan marketplace, media sosial, dan layanan fulfillment, bisnis bisa berkembang tanpa toko fisik atau gudang besar. Pelaku usaha cukup fokus pada produk dan layanan, sementara proses penyimpanan, packing, dan pengiriman dapat dikelola sistem.
Keunggulan ini membuat banyak brand lokal berkembang pesat hanya dengan modal marketplace, media sosial, dan tim fulfillment yang efisien.
Tantangan Toko Online
- Persaingan harga sangat ketat. Di marketplace dan media sosial, banyak produk serupa dijual oleh banyak penjual. Konsumen mudah membandingkan harga, sehingga margin keuntungan bisa menipis jika tidak punya diferensiasi yang jelas.
- Ketergantungan pada algoritma platform. Perubahan algoritma marketplace atau media sosial dapat memengaruhi jangkauan dan penjualan. Konten yang biasanya ramai bisa tiba-tiba sepi, dan iklan bisa menjadi lebih mahal.
- Butuh strategi digital marketing yang konsisten. Toko online harus aktif membuat konten, menjalankan iklan, dan merespons pelanggan. Jika berhenti atau tidak konsisten, pengalaman pelanggan menurun dan penjualan ikut turun.
Menurut Datareportal (2025), 83% pengguna internet Indonesia sudah berbelanja online, tetapi hanya 47% yang melakukan pembelian berulang. Artinya, perang terbesar bukan hanya menarik pembeli baru, tetapi menjaga mereka tetap loyal. Pengalaman pelanggan menjadi kunci, kecepatan pengiriman, kualitas layanan, dan produk yang sesuai ekspektasi.
Kelebihan & Tantangan Toko Offline

Toko fisik belum mati, justru semakin relevan untuk membangun hubungan emosional dengan pelanggan. Namun, operasionalnya tidak sederhana.
Kelebihan Toko Offline
- Customer experience langsung. Di toko fisik, pelanggan bisa melihat, menyentuh, mencoba, dan bertanya secara langsung. Hal ini membuat mereka lebih yakin sebelum membeli.
- Cocok untuk produk bernilai tinggi atau teknis. Elektronik, gadget, furniture, dan perhiasan sering membutuhkan demonstrasi atau penjelasan detail. Toko offline membantu pelanggan memahami kualitas sebelum mengambil keputusan.
- Meningkatkan kepercayaan merek. Kehadiran toko fisik menunjukkan keseriusan dan legitimasi bisnis, terutama bagi brand lokal. Pelanggan merasa lebih aman karena tahu mereka bisa datang atau mengajukan komplain jika dibutuhkan.
Tidak sedikit brand makanan, kosmetik, bahkan pakaian yang baru viral setelah orang mencobanya langsung di gerai.
Tantangan Toko Offline
- Biaya sewa dan operasional tinggi. Toko fisik membutuhkan biaya rutin seperti sewa bangunan, listrik, karyawan, hingga perawatan interior. Hal ini membuat operasional lebih mahal dibanding toko online.
- Skala pertumbuhan terbatas secara geografis. Penjualan biasanya hanya bergantung pada pelanggan sekitar lokasi toko. Untuk berkembang, bisnis harus membuka cabang baru, yang tentu membutuhkan biaya tambahan.
- Sulit menarik pelanggan muda. Generasi muda lebih suka berbelanja di marketplace atau media sosial karena praktis, cepat, dan banyak pilihan. Toko offline perlu strategi khusus untuk menarik segmen ini.
Artinya, tanpa kehadiran digital, toko offline akan tertinggal. Pelanggan datang ke toko, tetapi riset mereka tetap dilakukan online.
Hybrid Commerce, Jalan Tengah yang Menguntungkan
Menggabungkan toko fisik dan digital bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan. Model ini dikenal sebagai hybrid commerce atau omnichannel.
Brand menggunakan toko fisik untuk menciptakan pengalaman dan kepercayaan, lalu memaksimalkan penjualan melalui kanal digital yang lebih efisien.
Contoh implementasi:
- Pelanggan melihat produk di toko
- Membeli lewat aplikasi atau website
- Produk dikirim dari gudang atau toko terdekat
Ini memberi fleksibilitas, pelanggan tetap merasakan kenyamanan digital, tetapi punya jaminan real dari toko fisik.
Case Example, banyak brand fashion lokal membuka experience store berukuran kecil. Toko tersebut hanya untuk fitting atau melihat bahan, sementara transaksi dan pengiriman dilakukan secara online melalui marketplace atau website. Hemat operasional, tetapi tetap memiliki sentuhan offline.
Tren 2025: Pengalaman Belanja Terpadu (Connected Retail)

Tahun 2025 bukan lagi tentang memilih online atau offline, tetapi bagaimana kedua kanal saling terhubung dan bekerja sebagai satu ekosistem. Berikut beberapa tren utama yang mendorong transformasi tersebut:
Integrasi POS dan E-Commerce
Sistem POS di toko fisik kini terhubung langsung dengan website atau marketplace. Stok, transaksi, dan laporan penjualan tercatat secara real-time. Dengan cara ini, risiko overselling berkurang, pelanggan dapat melihat ketersediaan produk dengan akurat, dan brand tidak perlu mencatat penjualan secara manual di banyak tempat.
QR-Based Payment, Live Commerce, dan Loyalty Apps
Proses pembayaran semakin cepat dan mudah melalui QRIS atau pembayaran berbasis aplikasi. Live commerce memungkinkan pelanggan melihat demo produk secara real-time dan langsung membeli saat menonton. Ditambah loyalty apps yang memberi poin, diskon, atau penawaran khusus, konsumen merasa lebih terhubung dan dihargai saat berbelanja.
Data Toko Fisik untuk Remarketing Digital
Pengunjung toko tidak lagi berhenti pada transaksi offline. Data mereka dapat digunakan untuk remarketing online, seperti mengirim voucher, rekomendasi produk, atau promo ulang tahun. Ketika pelanggan keluar dari toko, komunikasi tetap berlanjut secara digital—membuat peluang pembelian berikutnya semakin besar.
Pengalaman Belanja yang Konsisten di Semua Kanal
Dengan sistem yang terintegrasi, pelanggan bisa menemukan produk di Instagram, mencobanya di toko fisik, lalu checkout melalui marketplace. Tidak ada batasan kanal. Prosesnya seamless, cepat, dan fleksibel. Bagi pelanggan, ini memberi kendali penuh. Bagi brand, ini meningkatkan peluang konversi.
Kesimpulannya, tidak ada kanal yang benar-benar lebih unggul. Toko online menawarkan kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas tanpa batas geografis. Sementara itu, toko offline memberikan pengalaman langsung yang sulit digantikan, mulai dari sentuhan produk hingga konsultasi tatap muka.
Keduanya memiliki kekuatan yang sama besar, dan justru saling melengkapi. Di tahun 2025, brand yang bertahan bukan yang memilih salah satu, tetapi yang mampu mengintegrasikan keduanya menjadi satu pengalaman belanja yang utuh. Pemenang pasar adalah mereka yang membuat perjalanan pelanggan menjadi seamless, pelanggan bisa menemukan produk di media sosial, mencobanya di toko, membayar secara digital, dan menerima barang tanpa hambatan.
Bisnis online memberi kecepatan, bisnis offline memberi kepercayaan. Gabungkan keduanya, dan Anda memiliki strategi yang sulit dikalahkan.
FAS membantu brand membangun ekosistem omnichannel mulai dari sistem inventory, fulfillment, hingga strategi konten dan kampanye digital. Tujuannya sederhana, memastikan pelanggan mendapatkan pengalaman terbaik di setiap titik interaksi.
Hubungi Kami di WA: +628041745745. Kunjungi Website FAS dan laman sosial media kami di Instagram & TikTok FAS.
