5 Cara Menekan Cancel Rate di TikTok Shop & Shopee

Di dunia e-commerce yang super kompetitif seperti Shopee dan TikTok Shop, performa toko tidak hanya dinilai dari seberapa cepat Anda menjual, tetapi juga seberapa disiplin Anda memenuhi pesanan. Salah satu indikator krusial yang diamati oleh algoritma marketplace adalah cancel rate, persentase pesanan yang dibatalkan sebelum sampai ke konsumen.

Cancel rate tinggi bukan sekadar angka merah di dashboard toko; dampaknya bisa berantai. Ranking toko langsung menurun, produk makin sulit naik ke halaman pertama, dan konsumen mulai kehilangan kepercayaan. Marketplace pun memiliki Service Level Agreement (SLA) yang ketat, kalau cancel rate melewati ambang batas (biasanya 2–3%), toko bisa dikenai penalti atau bahkan dibatasi ikut campaign besar seperti flash sale.

Masalahnya, banyak seller belum menyadari bahwa cancel rate tinggi bukan hanya karena “kesalahan teknis”, tapi hasil dari sistem operasional yang tidak sinkron. Lalu, apa saja penyebab utamanya, dan bagaimana cara menekannya secara efektif?

Penyebab Utama Cancel Rate Tinggi

Cropped shot of an unrecognizable businesswoman using her tablet to make payments while working late in the office

1. Stok Tidak Akurat

Inilah biang kerok paling umum. Produk yang sudah habis sering kali masih tercantum “tersedia” di marketplace. Akibatnya, ketika ada pesanan masuk, seller baru sadar stok kosong, dan satu-satunya jalan adalah cancel order.

Ketidakakuratan stok ini biasanya disebabkan oleh sistem manual yang tidak terintegrasi dengan marketplace. Padahal, marketplace modern menilai stabilitas inventori sebagai sinyal penting. Semakin sering Anda cancel karena “stok habis”, semakin turun tingkat kepercayaan sistem terhadap toko Anda.

2. Pengiriman Terlambat

Pembeli di era digital tidak lagi sabar menunggu. Jika pesanan tidak segera dikonfirmasi atau dikirim, mereka bisa membatalkan sebelum barang sampai. Algoritma marketplace mencatat waktu antara order masuk dan konfirmasi pengiriman. Bila terlalu lama, sinyal negatif langsung muncul: produk dianggap berisiko tinggi.

Sistem fulfillment seperti FAS  bisa mengatasi hal ini dengan SLA pemrosesan hanya 3–12 jam. Artinya, setiap pesanan bisa langsung diproses hari itu juga tanpa risiko delay.

3. Packing Buruk, Barang Rusak

Bayangkan pembeli membuka paket yang sudah mereka tunggu, tapi isinya rusak. Biasanya mereka langsung mengajukan cancel atau return. Kerusakan bisa muncul dari berbagai sebab: bahan packing terlalu tipis, tidak ada bubble wrap, atau produk rapuh tanpa perlindungan tambahan.

Solusinya sederhana tapi sering diabaikan: standardisasi kemasan. Brand yang menggunakan sistem fulfillment profesional seperti FAS akan mendapatkan standar packing aman, mulai dari double box, fragile label, hingga customized wrapping untuk produk sensitif.

4. Salah Input Varian atau SKU

Masalah klasik lainnya: pembeli pesan warna biru, yang datang malah hitam. Kesalahan input SKU dan varian bisa memicu pembatalan, sekaligus menurunkan nilai kepuasan pelanggan.

Ini biasanya terjadi karena sistem katalog produk dikelola secara manual tanpa sinkronisasi. Dengan Warehouse Management System (WMS) seperti milik FAS, setiap SKU tercatat otomatis dan terhubung langsung ke sistem marketplace. Akurasi inventori FAS mencapai 99,8%, artinya kesalahan input bisa ditekan hampir nol.

5. Komunikasi Lemah dengan Konsumen

Konsumen modern ingin dilayani cepat. Jika pesan tidak direspons dalam beberapa jam, mereka bisa langsung cancel tanpa basa-basi. Marketplace mencatat kecepatan respons CS (chat SLA) sebagai bagian dari performa toko. Respons lambat = reputasi turun = ranking jatuh.

Dengan layanan customer service management dari FAS, setiap pesan pelanggan bisa ditangani secara proaktif dan tepat waktu. Ketika ada kendala stok, keterlambatan, atau kendala lain, tim CS langsung menginformasikan ke pelanggan, sehingga potensi cancel bisa dicegah lebih awal.

5 Cara Efektif Menekan Cancel Rate

freepik.com/author/EyeEm

Mencegah cancel rate tinggi tidak cukup dengan “lebih hati-hati”. Dibutuhkan sistem dan kebiasaan operasional yang terstruktur. Berikut strategi berbasis praktik terbaik di dunia fulfillment:

1. Update Stok Secara Real-Time

Pastikan data stok selalu terbarui di semua kanal marketplace. Integrasikan sistem penjualan dengan WMS atau platform fulfillment agar tidak terjadi overselling.

Contoh: sistem FAS otomatis memperbarui stok setiap kali ada pesanan masuk dari Shopee, Tokopedia, atau TikTok Shop, sehingga tidak ada duplikasi atau kekosongan data.

2. Pastikan Fulfillment Cepat (≤ 12 Jam)

Marketplace menghargai toko yang mampu memproses pesanan dengan cepat. Semakin singkat jeda antara order dan pengiriman, semakin tinggi kredibilitas toko di mata algoritma.

FAS menjamin SLA 3–12 jam untuk pemrosesan pesanan, mulai dari picking, packing, hingga handover ke kurir, sehingga produk Anda tidak punya waktu untuk “terbengkalai”.

3. Terapkan Quality Control (QC) Ketat

QC adalah pertahanan terakhir sebelum paket dikirim. FAS menggunakan sistem pengecekan berlapis, mulai dari verifikasi SKU, kondisi produk, hingga label pengiriman, untuk memastikan barang sesuai pesanan dan bebas cacat. Dengan QC ketat, potensi cancel karena kesalahan kirim bisa ditekan drastis, bahkan hingga 40% lebih rendah dibanding toko tanpa sistem QC terstandar.

4. Pilih Packaging yang Aman

Gunakan bubble wrap, fragile label, dan double box untuk produk rapuh seperti elektronik, kosmetik, atau botol kaca. FAS menyediakan customized packaging solutions agar barang tetap aman selama pengiriman tanpa menambah beban ongkos kirim secara signifikan.

5. Komunikasi Proaktif dengan Konsumen

Jika ada kendala stok atau keterlambatan, segera berikan update ke pelanggan. Komunikasi cepat bisa mengubah potensi pembatalan menjadi kepercayaan. FAS menyediakan layanan customer service support terintegrasi, sehingga pesan pelanggan bisa ditangani otomatis melalui sistem notifikasi marketplace, tanpa menunggu admin manual.

Insight untuk Seller: Cancel Rate Rendah, Ranking Naik

Menjaga cancel rate rendah bukan hanya soal memenuhi aturan marketplace, tapi soal membangun reputasi digital. Berdasarkan riset internal FAS, toko yang memiliki cancel rate di bawah 1,5% mengalami peningkatan exposure hingga 3x lipat dibanding toko sejenis dengan cancel rate tinggi.

Selain itu, sistem fulfillment cepat dan integrasi stok real-time mampu menekan angka pembatalan hingga 30–40%. Marketplace membaca data ini sebagai sinyal stabilitas operasional, sehingga produk dari toko tersebut akan lebih sering direkomendasikan ke pengguna baru.

Singkatnya, cancel rate rendah = algoritma suka = penjualan naik.

Cancel Rate Bukan Sekadar Angka

Banyak seller memandang cancel rate hanya sebagai “masalah kecil yang bisa diselesaikan nanti”. Padahal, di balik satu pembatalan ada banyak dampak tersembunyi: penurunan ranking, hilangnya potensi pembeli, hingga reputasi toko yang menurun di mata algoritma.

Kabar baiknya, cancel rate bisa dikendalikan, asal Anda memiliki sistem yang efisien, terintegrasi, dan terukur. Dari update stok otomatis, QC ketat, hingga pengiriman cepat, semuanya bisa dijalankan dengan mudah jika menggunakan solusi profesional seperti FAS.

Tekan Cancel Rate, Naikkan Kepercayaan dengan FAS

Masih bingung bagaimana cara menekan cancel rate tanpa stres mengelola stok dan pengiriman?
Serahkan semuanya ke FAS! Dengan SLA 3–12 jam, akurasi inventori 99,8%, serta sistem QC dan CS terintegrasi, FAS memastikan brand Anda tetap kompetitif dan dipercaya marketplace.

Hubungi Kami di WA: +628041745745. Kunjungi Website FAS dan laman sosial media kami di Instagram & TikTok FAS.