Kenapa Belanja di IKEA Berasa Diajak Jalan-Jalan? Ini Strategi Marketing Tersembunyinya!

Pernahkah Anda datang ke IKEA hanya untuk membeli satu rak kecil, namun akhirnya keluar membawa lebih dari lima barang yang tidak direncanakan sebelumnya, mulai dari selimut, lampu, hingga lilin aromaterapi? Jika jawabannya “ya”, Anda tidak sendirian. Fenomena ini terjadi pada jutaan pengunjung IKEA di seluruh dunia.
Namun, ini bukan kebetulan. IKEA tidak sekadar menjual perabot, mereka menciptakan pengalaman belanja yang membuat Anda betah lebih lama dan membeli lebih banyak. Semua itu terjadi berkat strategi desain toko yang cerdas dan terencana.
1. Store Design = Marketing Terselubung
IKEA bukan toko biasa. Tata letak tokonya dirancang menyerupai labirin, di mana Anda harus mengikuti jalur satu arah dari awal hingga akhir. Ini disebut “one way layout” atau jalur linier. Alih-alih bisa langsung ke area tujuan, Anda harus melewati seluruh bagian showroom, dari ruang tamu, dapur, kamar tidur, hingga area anak.
Strategi ini bertujuan agar Anda terpapar sebanyak mungkin produk. Semakin lama Anda berada di dalam toko, semakin besar kemungkinan Anda tertarik pada barang-barang yang awalnya tidak Anda cari. Tidak heran jika kunjungan singkat bisa berubah menjadi perjalanan dua jam lebih.
2. Produk Ditempatkan Sesuai Alur Cerita
Salah satu kekuatan IKEA terletak pada kemampuannya mengubah toko menjadi “cerita hidup”. Penempatan produk bukan berdasarkan jenis, tetapi berdasarkan fungsi ruang. Misalnya, Anda akan melihat area yang meniru suasana kamar tidur lengkap dengan tempat tidur, lampu tidur, gorden, dan lemari. Setelah itu, Anda akan masuk ke zona dapur, lalu ke ruang makan, dan seterusnya.
Dengan pola ini, IKEA menceritakan bagaimana produk mereka bisa menjadi bagian dari kehidupan Anda. Ini bukan sekadar etalase, tapi sebuah narasi visual yang menggugah emosi dan imajinasi. Anda tidak hanya membeli rak dapur, tapi membayangkan pagi hari yang hangat di dapur impian.
3. Taktik Impulsif: Banyak Produk Kecil di Akhir
Setelah Anda melewati showroom dan mengambil barang utama, jangan senang dulu. Di jalur menuju kasir, IKEA dengan sengaja menempatkan area yang dipenuhi barang-barang kecil, seperti sendok unik, gantungan baju, hingga tisu motif lucu.
Inilah area impulse buying: produk yang ukurannya kecil, harganya murah, desainnya menarik, dan langsung bisa Anda bawa. Karena berada di akhir perjalanan, banyak konsumen yang merasa “sekalian saja beli”, meskipun tidak butuh. Strategi ini terbukti sangat efektif dalam menambah nilai pembelian tanpa terasa memaksa.
4. Showroom = Inspirasi Visual
Showroom di IKEA bukan hanya tempat pamer produk. Setiap ruang ditata dengan cermat agar terlihat seperti rumah nyata. Ada suasana, ada cerita, bahkan ada boneka anak atau cangkir kopi di atas meja.
Tujuan dari pendekatan ini adalah membuat pengunjung membayangkan kehidupan mereka bersama produk IKEA. Ketika Anda melihat sofa ditempatkan dengan pencahayaan hangat dan meja samping yang cocok, Anda lebih mudah membayangkan dan memutuskan untuk membeli semuanya.
Ini disebut strategi visual merchandising dengan pendekatan storytelling, yang mempercepat proses keputusan pembelian karena konsumen merasa sudah “merasakan” produknya.
5. No Shortcut = Full Exposure
Jika Anda berharap bisa cepat keluar dari IKEA lewat pintu samping, sayangnya tidak bisa. IKEA sengaja tidak menyediakan shortcut. Jalur keluar hanya satu, dan Anda harus melewati seluruh area toko.
Hal ini bukan untuk menyulitkan pengunjung, tapi justru untuk memaksimalkan peluang penjualan. Setiap langkah di dalam toko adalah peluang untuk menemukan produk yang belum pernah Anda pikirkan sebelumnya. Bahkan jika Anda tidak membeli saat itu, memori visual Anda telah menyimpan daftar keinginan untuk kunjungan berikutnya.
6. Offline Toko, Online Rasa
Meskipun hadir secara fisik, IKEA sangat paham bahwa pengalaman digital tetap penting. Oleh karena itu, mereka mengintegrasikan teknologi ke dalam toko lewat QR code, katalog online, hingga aplikasi.
Dengan cara ini, Anda bisa langsung mengecek ketersediaan stok, membaca detail produk, dan mencatat keinginan Anda dalam daftar digital. Ini adalah bentuk strategi omnichannel yang cerdas, menggabungkan kenyamanan belanja offline dengan efisiensi digital.
7. Belajar dari IKEA: Ciptakan Perjalanan, Bukan Sekadar Toko

Apa pelajaran penting dari strategi IKEA? Pengalaman belanja tidak hanya soal produk, tetapi soal bagaimana Anda mengatur perjalanan konsumen di dalam toko. Bahkan untuk toko kecil atau UMKM, prinsip ini tetap bisa diterapkan.
Misalnya, Anda bisa mendesain toko dengan alur sederhana, dari pintu masuk langsung menuju “area inspirasi”, lalu ke zona produk utama, dan diakhiri dengan area produk tambahan atau diskon. Buat tampilan toko menyenangkan dan informatif, gunakan label produk yang menarik, dan pastikan ada narasi visual yang membantu konsumen membayangkan manfaat produk.
Namun tentu, untuk mewujudkan toko yang tertata dan punya alur yang rapi, dibutuhkan manajemen stok dan logistik yang andal. Inilah peran penting dari FAS.
Gunakan FAS untuk Dukung Logistik & Manajemen Stok
Jika Anda ingin toko Anda tertata seperti IKEA, meski dalam skala lebih kecil, maka Anda perlu dukungan sistem yang rapi dan efisien. FAS hadir untuk membantu Anda mewujudkan hal itu.
FAS menyediakan sistem pergudangan modern dengan tata letak yang terstruktur, memungkinkan Anda menyimpan barang sesuai kategori dan alur toko fisik Anda. Dengan begitu, pengalaman belanja konsumen pun lebih menyenangkan.
Dengan sistem inventory real-time dari FAS, Anda juga bisa memantau stok kapan saja, menghindari out of stock, dan menjaga ketersediaan produk di semua channel, baik online maupun offline.
FAS juga mendukung integrasi dengan marketplace dan e-commerce, memastikan manajemen produk Anda terpusat dan efisien. Mulai dari pemrosesan pesanan, pengemasan, hingga pengiriman, semua dilakukan secara profesional.
Dengan dukungan FAS, Anda bisa fokus pada desain toko dan pengalaman pelanggan, tanpa harus repot memikirkan logistik dan distribusi yang melelahkan.
Belanja Jadi Pengalaman, Bukan Transaksi

IKEA membuktikan bahwa pengalaman belanja bisa menjadi strategi pemasaran yang sangat efektif. Konsumen tidak hanya datang untuk membeli, tetapi menikmati perjalanan di dalam toko, merasakan inspirasi, dan pada akhirnya, membawa pulang lebih dari yang direncanakan.
Jika Anda ingin menciptakan toko dengan pengalaman serupa, mulailah dengan menata perjalanan konsumen, menyusun alur produk, dan pastikan dukungan logistik Anda berjalan dengan sempurna. Ingin ciptakan pengalaman belanja yang bikin pelanggan betah dan balik lagi? Percayakan manajemen stok dan fulfillment toko Anda pada FAS! Yuk, konsultasi gratis sekarang. Hubungi Kami: +628041745745. Kunjungi laman sosial media kami di Instagram, dan website FAS.