Dari Tunai ke Cashless, Akankah COD Akan Hilang di 2025?

Perubahan cara bertransaksi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sungguh luar biasa. Jika dulu cash on delivery (COD) mendominasi pilihan pembayaran belanja online, kini tren beralih dengan cepat ke metode digital. Data menunjukkan, pada tahun 2022 COD masih memegang porsi hingga 57% transaksi e-commerce. Namun, memasuki 2025, angkanya diperkirakan tinggal 8–10% saja.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah COD akan benar-benar hilang dalam waktu dekat? Untuk menjawabnya, mari kita telusuri lebih dalam bagaimana pertumbuhan pembayaran digital terjadi, apa yang membuat COD masih bertahan, serta dampaknya bagi konsumen, seller, hingga penyedia logistik.

Pertumbuhan Metode Pembayaran Digital

Kemudahan teknologi dan masifnya adopsi smartphone telah mempercepat pergeseran transaksi dari tunai ke digital. Beberapa faktor utama yang mendorong tren ini antara lain:

1. Dominasi e-wallet

Dompet digital seperti OVO, GoPay, Dana, dan ShopeePay kini menjadi metode pembayaran utama di e-commerce. Fleksibilitas top-up, kemudahan transfer, hingga integrasi dengan marketplace menjadikan e-wallet favorit konsumen.

2. Adopsi QRIS Secara Luas

Bank Indonesia mencatat lebih dari 30 juta merchant di Indonesia sudah mengadopsi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Dengan satu kode QR, konsumen bisa membayar menggunakan e-wallet apapun, membuat transaksi lebih cepat dan universal.

3. Naiknya Popularitas BNPL (Buy Now Pay Later)

BNPL atau metode cicilan tanpa kartu kredit semakin digemari, terutama untuk pembelian produk bernilai tinggi. Anak muda Gen Z dan milenial adalah segmen yang paling banyak memanfaatkannya karena fleksibilitas pembayaran yang lebih ringan.

4. Faktor Kenyamanan dan Promo

Konsumen cenderung memilih pembayaran digital karena lebih praktis, cepat, dan sering disertai promo menarik seperti cashback, diskon, atau poin reward. Hal ini membuat metode digital bukan hanya efisien, tapi juga memberikan value for money.

Apakah COD Akan Benar-benar Hilang?

Meskipun porsinya menurun drastis, COD masih memiliki tempat di hati sebagian konsumen. Ada beberapa alasan mengapa metode ini belum sepenuhnya ditinggalkan:

1. Akses Digital yang Belum Merata

Di luar Jawa, masih ada banyak daerah dengan keterbatasan akses perbankan maupun e-wallet. Bagi konsumen di wilayah tersebut, COD menjadi pilihan paling realistis untuk berbelanja online.

2. Konsumen Baru yang Masih Belajar Digital

Segmen masyarakat yang baru pertama kali mencoba belanja online cenderung merasa lebih aman menggunakan COD. Mereka ingin memastikan barang benar-benar datang sebelum membayar.

3, Faktor Psikologis dan Kepercayaan

Beberapa konsumen tetap merasa nyaman dengan pola lama: bayar setelah barang diterima. Terutama jika belanja di toko baru yang belum terbukti reputasinya.

Artinya, COD tidak akan benar-benar hilang dalam waktu dekat. Namun, perannya akan semakin mengecil seiring dengan meningkatnya literasi digital dan infrastruktur pembayaran yang makin inklusif.

Dampak Perubahan ke Cashless Society

Pergeseran menuju masyarakat cashless membawa dampak besar bagi seluruh ekosistem e-commerce di Indonesia.

1. Bagi Konsumen

  • Transaksi lebih cepat dan praktis tanpa harus menyiapkan uang tunai.
  • Tingkat keamanan lebih tinggi karena semua tercatat secara digital.
  • Mendapatkan banyak keuntungan berupa promo cashback, diskon, maupun poin loyalitas.

2. Bagi Seller atau Brand

  • Arus kas (cashflow) lebih lancar dibanding transaksi COD yang kadang tertunda.
  • Data transaksi lebih mudah diintegrasikan untuk analisis bisnis dan strategi pemasaran.
  • Risiko pembatalan order lebih rendah karena pembayaran dilakukan di awal.

3. Bagi Logistik

  • Beban cash handling (pengelolaan uang tunai dari COD) berkurang drastis.
  • Efisiensi operasional meningkat karena kurir tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
  • Potensi risiko kehilangan atau salah hitung berkurang.

Secara keseluruhan, perubahan ini mempercepat efisiensi rantai pasok e-commerce, meski tetap ada segmen yang masih bertahan menggunakan COD.

Masa Depan Pembayaran di Indonesia

Dari berbagai tren di atas, jelas bahwa arah masa depan pembayaran di Indonesia semakin mengarah ke cashless society. COD masih ada, namun porsinya semakin kecil dan lebih spesifik pada segmen tertentu.

Ke depan, e-wallet, QRIS, dan BNPL akan menjadi pilar utama ekosistem pembayaran digital. Adaptasi brand dan seller terhadap perubahan ini menjadi kunci agar tetap relevan. Mereka yang mampu menyediakan opsi pembayaran digital yang lengkap akan lebih dipercaya konsumen dan memiliki peluang penjualan lebih besar.

Bagi konsumen, perubahan ini juga berarti pengalaman belanja yang lebih praktis, aman, dan menguntungkan. Sementara bagi ekosistem bisnis, dominasi cashless menghadirkan efisiensi yang lebih tinggi.

Siapkah Brand Anda Menghadapi Era Cashless?

Kesimpulannya, COD memang belum sepenuhnya hilang, tapi posisinya semakin terdesak oleh perkembangan pembayaran digital. Indonesia jelas sedang menuju cashless society dengan dominasi e-wallet, QRIS, dan BNPL.

Insight pentingnya: brand dan seller harus adaptif terhadap tren pembayaran agar tidak tertinggal. Tidak hanya soal promosi produk, tapi juga kesiapan infrastruktur operasional dalam melayani berbagai metode pembayaran.

Di sinilah peran FAS menjadi krusial. Dengan sistem operasional yang fleksibel dan terintegrasi, FAS membantu brand melayani konsumen baik yang masih menggunakan COD maupun yang sudah full cashless dengan lancar, akurat, dan efisien.

Hubungi Kami di WA: +628041745745. Kunjungi Website FAS dan laman sosial media kami di Instagram & TikTok FAS.