Live Shopping Ramai Viewers Tapi Sepi Checkout? Ini Solusinya!
Beberapa tahun terakhir, tren live shopping di e-commerce Indonesia berkembang pesat. Hampir semua platform besar berlomba-lomba menyediakan fitur siaran langsung untuk membantu penjual memasarkan produknya. Live shopping menjadi daya tarik karena menghadirkan interaksi real-time antara brand dengan konsumen.
Namun, masalah klasik yang sering muncul adalah: penonton ramai, komentar heboh, tapi angka checkout tetap minim. Situasi ini tentu bikin banyak brand dan seller merasa bingung. Kenapa ribuan orang menonton, tapi yang benar-benar membeli hanya segelintir?
Jawabannya sederhana: tidak cukup hanya membuat live shopping seru, tapi juga harus ada strategi agar penonton terdorong untuk membeli.
Rahasia Biar Penonton Nggak Cuma Nonton, Tapi Beli

Agar live shopping benar-benar menghasilkan konversi, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
1. Gunakan Call to Action yang Jelas & Berulang
Banyak host terlalu asyik mengobrol hingga lupa mengajak penonton untuk membeli. Padahal, call to action (CTA) adalah kunci. Sampaikan ajakan seperti “Klik keranjang sekarang!”, “Jangan tunggu habis, langsung checkout ya!” secara berulang dengan nada persuasif. CTA yang jelas membantu mengarahkan penonton agar tidak sekadar menonton, tetapi melakukan tindakan.
2. Bikin Urgency: Stok Terbatas & Diskon Khusus Penonton Live
Psikologi pembelian sering dipengaruhi rasa takut kehabisan (fear of missing out). Manfaatkan ini dengan memberi info bahwa stok terbatas atau diskon hanya berlaku selama live. Misalnya: “Hanya 50 produk dengan harga ini, setelah habis kembali ke harga normal.” Strategi ini membuat penonton lebih cepat mengambil keputusan.
3. Perlihatkan Demo Produk Real-Time
Salah satu keunggulan live shopping adalah interaktivitas. Penonton ingin melihat bukti nyata, bukan sekadar klaim. Tampilkan cara penggunaan produk, tunjukkan kualitasnya, bahkan jawab pertanyaan langsung dari penonton. Dengan demo real-time, calon pembeli bisa merasa lebih yakin sebelum checkout.
4. Berikan Exclusive Bundle Hanya Saat Live
Buat penawaran spesial yang hanya ada saat siaran berlangsung, misalnya paket hemat dengan harga lebih murah dibandingkan pembelian normal. Contoh: “Selama live ini, beli 2 gratis 1 hanya Rp99.000!” Penawaran unik seperti ini memicu pembelian impulsif karena penonton tidak ingin melewatkan kesempatan langka.
5. Peran Host yang Energik & Informatif
Host adalah ujung tombak live shopping. Jika host terkesan monoton, penonton cepat bosan dan pergi. Sebaliknya, host yang enerjik, ramah, dan informatif bisa membuat suasana hidup. Mereka harus mampu menjelaskan produk dengan jelas, menjawab pertanyaan dengan cepat, dan tetap menjaga vibe positif agar penonton betah.
6. Gunakan Admin Khusus untuk Jawab Chat & Input Link Produk
Saat live berlangsung, komentar biasanya berjalan cepat. Tidak mungkin host menjawab semuanya sekaligus. Karena itu, penting menyiapkan admin khusus yang aktif membalas pertanyaan penonton dan menaruh link produk di kolom chat. Dengan begitu, proses interaksi lebih lancar, dan penonton tidak kebingungan mencari produk yang ditawarkan.
7. Manfaatkan Fitur Platform
Setiap platform e-commerce punya fitur pendukung live shopping, seperti pin link produk, keranjang khusus, flash sale timer, hingga voucher diskon. Gunakan semua fitur ini secara maksimal. Misalnya, flash sale timer bisa menciptakan rasa urgensi, sedangkan voucher membuat penonton merasa mendapat keuntungan ekstra.
8. Follow Up Penonton yang Belum Checkout dengan Promo Tambahan
Tidak semua penonton langsung checkout saat live. Beberapa masih ragu atau menunda. Untuk mengatasinya, seller bisa melakukan follow up dengan mengirim pesan promo tambahan, misalnya voucher khusus bagi penonton yang belum membeli. Strategi ini bisa mengubah viewers pasif menjadi pembeli aktif.
9. Posting Cuplikan Live untuk Konten Media Sosial
Jangan biarkan konten live berhenti begitu saja setelah siaran selesai. Ambil potongan-potongan menarik, seperti momen produk habis terjual atau testimoni spontan dari penonton, lalu unggah ulang ke media sosial. Cuplikan ini tidak hanya jadi promosi tambahan, tetapi juga bisa menarik penonton baru untuk ikut live berikutnya.
Jangan Lupa Evaluasi Rutin

Strategi live shopping tidak bisa berhenti pada eksekusi saja. Setelah acara selesai, lakukan evaluasi rutin untuk mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
Beberapa hal yang bisa dievaluasi antara lain:
- Jumlah penonton vs jumlah checkout.
- Produk mana yang paling banyak terjual.
- Momen interaksi tertinggi selama live.
- Efektivitas penggunaan voucher atau flash sale.
Dengan evaluasi berkala, brand bisa menyusun strategi yang lebih matang di live shopping berikutnya. Ingat, live shopping efektif jika direncanakan sebagai strategi pemasaran, bukan sekadar hiburan sesaat.
Live shopping memang punya potensi besar untuk mendongkrak penjualan. Tapi tanpa strategi, jumlah penonton yang banyak bisa jadi hanya angka semu. Kuncinya ada pada kombinasi call to action yang tepat, penawaran eksklusif, host yang enerjik, serta pemanfaatan fitur platform secara maksimal.
Dan tentu saja, semua strategi ini akan lebih efektif jika didukung oleh sistem yang rapi, mulai dari pengelolaan stok, pengemasan, hingga pengiriman produk. Di sinilah FAS hadir sebagai solusi. Dengan layanan terintegrasi, FAS dapat mendukung kebutuhan live shopping Anda, mulai dari persiapan produk hingga memastikan pesanan sampai ke tangan pelanggan dengan cepat dan profesional.
Dengan dukungan strategi pemasaran yang tepat dan eksekusi fulfillment yang optimal, live shopping bukan hanya menjadi tontonan ramai, tetapi juga mesin penjualan yang efektif untuk pertumbuhan bisnis Anda.
Hubungi Kami di WA: +628041745745. Kunjungi Website FAS dan laman sosial media kami di Instagram & TikTok FAS.