Pelanggan Gampang Lupa? Begini Cara Branding yang Nempel di Kepala

Pernahkah Anda melihat iklan suatu brand hingga berkali-kali tapi lalu mudah melupakannya? Menurut Marketing Tech News, sebanyak 80% konsumen akan lupa dengan konten brand setelah 3 hari. Alasannya karena tidak relevan, kurang motivasi untuk diingat, dan karena sekarang ada terlalu banyak konten iklan. Lalu, bagaimana cara bikin brand melekat di ingatan?

Nyatanya, bahkan brand yang sudah besar dan populer pun butuh strategi brand biar nggak dilupakan. Setiap brand, siapa pun target pasarnya, dan sebesar apa pun skalanya, pasti perlu membangun brand awareness yang kuat agar brand selalu diingat. Simak alasan pentingnya meningkatkan daya ingat brand dan tips branding anti lupa berikut ini!

Kenapa Branding Harus Nempel di Kepala?

Branding bukan cuma logo atau tagline, tapi pengalaman dan emosi yang dirasakan pelanggan. Branding merupakan proses menciptakan identitas yang berbeda untuk suatu produk, layanan, atau perusahaan di benak pelanggan. Proses in melibatkan pembentukan image, nilai, dan janji brand agar menonjol dari kompetitor dan membangun persepsi yang unik. 

Studi menunjukkan bahwa pelanggan hanya mengingat sedikit brand di kategori tertentu. Menurut ManyPixels, diperkirakan rata-rata orang hanya mampu mengingat hingga 4 brand untuk setiap kategori yang diminati. Jika orang tersebut jarang menggunakan produk di kategori tertentu, maka jumlah brand yang diingat pada kategori tersebut akan semakin sedikit. Contohnya, orang yang tidak suka makan coklat mungkin hanya akan mengingat 2-4 merek coklat. 

Branding yang melekat sangat penting karena mempengaruhi persepsi target audiens dan pelanggan terhadap suatu produk/layanan. Brand jadi lebih berkesan, dapat dipercaya, dan diinginkan. Berikut ini alasan kenapa strategi branding yang diingat itu penting: 

  • Brand Awareness dan Brand Recall: perusahaan dengan branding baik mudah dikenali dan diingat saat pelanggan membutuhkan produk/layanan di kategori tersebut. 
  • Membangun Kepercayaan dan Loyalitas: pencitraan brand yang konsisten membantu membangun kepercayaan dengan mengkomunikasikan nilai dan janji perusahaan. 
  • Membedakan Diri dari Kompetitor: di pasar yang ramai, branding yang kuat membantu brand lebih menonjol. 
  • Menciptakan Hubungan Emosional: branding dapat mendekatkan pelanggan dan brand secara emosional, membuat produk/layanan tersebut terasa lebih personal.
  • Mendorong Penjualan: branding yang kuat dapat mendorong peningkatan penjualan, sehingga margin keuntungan lebih tinggi dengan basis pelanggan yang stabil. 

Strategi Branding agar Lebih Melekat

Berikut ini 5 cara branding biar nempel yang penting untuk diperhatikan:

1. Consistency is Key

Gunakan warna, tone, dan pesan yang seragam di semua platform. Konsistensi sangat penting dalam branding karena dapat membangun awareness, kepercayaan, dan identitas brand yang lebih kuat. Dengan memperhatikan tampilan, nuansa, dan pesan yang sama di semua platform, perusahaan Anda menciptakan pengalaman yang lebih berkesan dan kredibel bagi pelanggan. 

2. Bikin Brand Personality

Buat karakter unik yang bikin brand lebih relatable dengan audiens. Menciptakan brand personality yang kuat melibatkan pendefinisian nilai-nilai brand, identifikasi target audiens, dan membangun gaya visual dan komunikasi yang konsisten dan selaras dengan nilai brand. Sebuah brand jadi terasa seperti seseorang dengan sifat dan perilakunya sendiri. 

3. Gunakan Storytelling

Brand dengan cerita yang kuat lebih mudah diingat pelanggan. Storytelling menggunakan narasi untuk membangun hubungan dengan audiens, terutama cerita yang emosional dan relatable dengan audiens. Contohnya Nike yang disebut masternya storytelling karena mengedepankan cerita yang otentik. Sementara Apple fokus pada pengalaman pelanggan menggunakan produk mereka yang inovatif. 

4. Sensory Branding

Kombinasikan elemen visual, suara, bahkan aroma untuk memperkuat kesan, yang disebut sensory branding. Ini bisa jadi cara branding agar pelanggan loyal dan untuk menarik calon pelanggan baru, karena memberikan pengalaman dan emosi yang berbeda dan bertahan lama. Contohnya toko retail Zara yang menggunakan desain minimalis, musik modern, dan pencahayaan tertentu di tokonya untuk membuat audiensnya berlama-lama di toko dan berbelanja. 

5. Jangan Cuma Jualan, Bangun Emosi!

Konsumen sekarang banyak yang sudah tidak mempan dengan iklan yang hanya berpromosi saja. Bangun emosi dalam branding untuk menciptakan hubungan yang lebih personal dengan audiens. Contohnya Coca-Cola yang sukses dengan branding kebahagiaan. Atau Ikea yang juga berhasil dengan branding modern berpadu dengan kenyamanan. 

Studi Kasus Brand yang Berhasil dalam Branding

Microsoft adalah salah satu merek yang berhasil dalam branding mereka. Tujuannya jelas dan terus berkembang, strategi pemasarannya efektif, dan terus berkomitmen untuk berinovasi. Microsoft sukses membangun identitas kuat dan mempertahankan posisinya selama bertahun-tahun. 

Beberapa elemen branding Microsoft yang bisa diterapkan ke bisnis lain adalah:

  • Memiliki Tujuan yang Jelas

Microsoft bertujuan untuk “memberdayakan setiap orang dan organisasi di planet ini untuk mencapai lebih banyak hal.” Tujuan ini jadi prinsip bagi mereknya, memungkinkan mereka beradaptasi sesuai perkembangan zaman. 

  • Strategi Pemasaran Efektif

Microsoft memadukan digital marketing dan tradisional, seperti penggunaan media sosial, SEO marketing, iklan bertarget, dan iklan TV. Mereka juga memaksimalkan kemitraan, serta berinvestasi dalam membangun pendidikan. 

  • Komitmen untuk Berinovasi

Microsoft konsisten membangun produknya. Mulai dari Windows, Office, hingga Azure. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah, sesuai dengan kemajuan teknologi. 

Bagaimana Cara Mengukur Keberhasilan Branding?

Berikut ini 2 cara mengukur keberhasilan branding. 

1. Brand Awareness Metrics

Cek mentions, search volume, brand recall survey, terutama di media sosial. Mentions membantu Anda memahami perbincangan dan sentimen brand, baik positif, negatif, maupun netral. Search volume mencerminkan minat terhadap suatu brand, bisa dilacak dengan Google Analytics atau listening tool serupa. Sementara brand recall survey memberi info tentang seberapa baik audiens mengingat brand Anda. 

2. Engagement Rate di Social Media dan Customer Retention

Engagement rate di social media mengukur seberapa baik merek tersebut beresonansi dengan target audiens. Cara menghitungnya adalah membagi jumlah total interaksi (like, komentar, share, dan lain-lain) dengan jumlah total followers, lalu dikalikan 100. 

Sementara itu, customer retention mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menjaga agar pelanggan mereka bisa tetap loyal dengan brand tersebut. Semakin banyak pelanggan yang loyal, maka branding dinilai semakin sukses. 

Branding yang melekat di kepala pelanggan bukan sekadar desain yang bagus, tapi juga membangun pengalaman, emosi, dan konsistensi. Bisnis harus terus mengembangkan strategi branding agar tetap relevan dengan audiens.

Agar bisa lebih fokus ke branding dan marketing, Anda bisa menggunakan layanan fulfillment yang dapat diandalkan dari FAS. Serahkan pemenuhan pesanan, pengambilan barang dari gudang, pengepakan, hingga ke pengiriman dan pelacakan ke FAS. Anda bisa membangun strategi branding efektif untuk pelanggan untuk meningkatkan penjualan!Jadi, jangan lewatkan meningkatkan branding dan marketing, sambil tetap meningkatkan layanan pelanggan dengan FAS. Hubungi FAS via WhatsApp di (+62) 804 1745745. Bisa juga hubungi akun Instagram fas.fulfillment. Gabung sekarang dengan FAS dan dapatkan kemudahan pengelolaan pesanan sekarang juga!